Total Pageviews

Sunday, July 22, 2012

MIGAS 302 : Well Control


Well Control adalah salah satu Ilmu Penting dalam operasi Drilling, sebab Bumi yang kita bor ini tidaklah jinak, masing lapisan2 batu memppunyai karakeristik panas, dan tekanan yang berbeda-beda, bila kita abaikan maka tekanan2 liar ini akan menggunakan wellbore (lubang sumur) sebagai jalur release/keluar (karena selama ini mereka terperangkap dalam lapisan batuan). Nah Proses berpindahnya tekanan/material dari bumi kedalam wellbore ini harus dikontral sebab bila tidak akan terjadi yang namanya Kick dan bila tidak ditangani dengan baik akan terjadi yang namanya Blow Out (Semburan Liar).
Di bab ini saya kan membahas basic dari macam2 well control, detail dari artikel yang akan saya jelaskan dibawah sebenarnya sangatlah complex dan penuh akan rumus dan perhitungan. So biar para pembaca tidak bingung maka akan saya jelaskan basic2nya saja dan sesederhana mungkin.

Primary Well Control
Well control paling utama yang dan selalu digunakan pada saat pengeboran adalah Hydrostatic Pressure yang terjadi akibat Drilling Fluid (Mud/Lumpur) yang kita masukan kedalam lubang. Fungsi Drilling Fluid ini pernah saya bahas di beberapa bab sebelumnya. Drilling Fuid berfungsi sebagai Well Control dengan cara member tekanan kebawah yang lebih besar dari tekanan Formasi, tapi harus lebih kecil dari Fracture Gradient, Hal inilah yang disebut sebagai Hydrostatic Pressure. Hydrostatic Pressure harus lebih besar dari Formation/reservoir Pressure agar tidak terjadi migrasi gas/cairan formasi/reservoir kedalam wellbore (disebut juga sebagai Influx), tapi harus lebih kecil dari Fracture Gradient agar tidak merusak lapisan Formasi/reservoir yang disebut juga broken wellbore hal ini akan menyebabkan permasalahan pada Circulation Drilling Fluids, bila tidak cepat2 ditangani dengan baik akan terjadi yang namanya Total Loss of Circulation, bila Drilling Fluid hilang/loss kedalam formasi maka mud level dalam well bore akan berkurang yang menyebabkan berkurangnya Hydrostatic Pressure. Bila Hydrostatic Pressure lebih kecil dari Reservoir Pressure hal ini disebut sebagai “Loss of Primary Well Control”
Idealnya Hydrostatic Pressure overbalance (lebih besar)sedikit dari Resevoir pressure adalah kondisi yang diinginkan saat Drilling.

Secondary Well Control
Bila Primary Well Control telah gagal, maka biasanya akan terjadi Kick (Wellbore Influx) kedalam wellbore. Bila situasi ini terjadi maka dibutuhkan fungsi dari Suatu peralatan Khusus disebut Blow Out Preventer (BOP) untuk mengendalikan kick.

Maka dapat kita sebut BOP adalah sebagai Secondary Well Control. Tapi penggunaan BOP sebagai Wewll Control harus juga diikuti oleh beberapa tiep procedure well control seperti Driller’s Methode, Wait and Weight, Lubricate and Bleed, Bull Heading. Tanpa penguasaan dari Teknik2 tersebut maka BOP hanya akan menjadi besi yang tak berguna di Rig. BOP secara fisik adalah rangkaian dari 1 atau lebih Piep Rams yang nantinya fungsi dari Rams ini akan menjepit pipa senhingga mencegah kick keluar dari wellbore.


Diatas adalah salah satu contoh konfigurasi BOP, bila dibaca dari atas Annular - Double Ram – Spool – Single Ram. Isi/spesifikasi dari masing2 ram sangat tergantung dari tipe sumur yang akan di Bor. Jadi sebenarnya tidak ada arrangement stack BOP yang baku, selalu berubah2 tergantung kebutuhan, bahkan pada sumur yang sama saja, beda kedalaman bisa jadi akan membuat perlu dirubahnya arrangement stack BOP.
Tapi pada Intinya pengaturan arrangement Stack BOP haru mengikuti beberapa point dibawah ini
1.       BOP Stack Harus Cocok dengan kebutuhan Operasi Drilling
2.       BOP Stack selain untuk penutup (Shut-in) Sumur juga harus bisa untuk Operasi Stripping, dimana pergerakan rangkaian Drill pipe (masuk atau keluar) dengan keadaan Salah satu ram tertutup (menjepit pipa)
3.       Pressure Rating BOP yang digunakan harus lebih besar dari Pressure Rating yang diestimasikan akan muncul ke permukaan dari sumur.
4.       Terlalu banyak menggunakan Ram (penggunaan ram yang tidak berguna) akan membuat handling dan pengoperasian BOP menjadi sulit dan tentunya akan menjadi lebih mahal juga.
5.       Gas Asam dan panas dari sumur akan mempengaruhi internal Elements dari BOP.
Sebenarnya BOP tidak perberan Solo dalam fungsinya sebagai well control, BOP juga harus ditemani oleh Rangkaian Chocke Manifold. Chocke manifold adalah rangkaian pipa dan Valve untuk mengatur jalur keluar gas/tekanan dari formasi. Lebih jauh mengenai Choke manifold akan saya jelaskan di sesi yang lain.

Tertiary Well Control
Bila Primary dan Secondary well Control gagal maka sumur akan mengalir keluar tanpa bisa di control, hal ini menyebabkan berbagai macam masalah, seperti kebakaran, terbanjirnya areal drilling dengan lumpur/cairan dari formasi (Ingat Lapindo?) Bila hal ini terjadi maka saatnya menggunakan Tertiary Well Control. Macam Macam dari tertiary Well Control adalah:
Melakukan Pengeboran “Relief Well”. Gunanya adalah agar Relief well dapat bertemu dengan Flowing well (sumur yang bermasalah) dan melakukan hal-hal sbb:
1.       Dynamic Kill, dengan cara memompakan Lumpur berat kedalam dasar sumur.
2.       Memompakan Barit untuk menyubat (Plug) sumur
Memompakan semen untuk menyumbat (Plug) sumur




Sekedar Note dari Saya mari kita mengingat kembali ke Tragedi Lapindo (di Porng Sidoarjo). Pada saat ini sudah tidak ada yang bisa dilakukan untuk melakukan well control pada sumur Lapindo karena retakan dan jalur migrasi lumpur sudah tidak bisa ditebak atau dikalkuasi lagi. TAPI mulai dari awal kejadian Blow Out (Semburan Liar) hingga beberapa bulan setelah itu sebenarnya masih bisa dilakuakan Tertiary Well Control dengan cara melakukan pengeboran Relief Well si Lokasi terpisah. Tapi ide dan tawaran untuk melakukan Relief well “ditolak/direject” oleh pihak2 tertentu yang saya (dan kita semua) yakin ada hubungan dengan langkah Politik orang-orang tertentu, saya tidak akan membahas detail mengenai tragedi ini, karena kita akan masuk ke pembahasan (dan akan mejadi perdebatan) Politik.

Demikian Pembahasn Well Control dari saya untuk saat ini.

Cheers,
CK


No comments:

Post a Comment