Total Pageviews

Sunday, February 12, 2012

MIGAS 103 : Basic Knowledge Production

Setelah kita mempelajari Bagaimana Minyak itu di ketemukan maka sekarang saya akan membicarakan bagaimana Minyak Itu di Produksi. Kita sudah tau Bagaimana Prospect Geologist Memperkirakan Keberadaan Minyak pada suatu Field, Kita Sudah tau Bagaimana Drilling Engineer (Seperti Saya) membuat Sumur untuk mengakses formasi yang ada Hydrocarbonya. Nah Sekarang bagaimana Seorang Production Geologist dapat menentukan apakah sumur tersebut ada minyaknya atau tidak, kalaupun ada minyaknya apakah sumur tersebut ekonomis untuk di produksi. Nah Mari Kita Mulai.



Proses Produksi atau persiapan untuk produksi sebuah sumur sudah dimulai sejak pada tahap2 akhir Drilling, Saat Rig Mengebor di formasi yang diperkirakan ada kandungan Hydrocarbon maka, Geologist secara berkala menganalisa sample cutting di laboratorium mini yang berada di Rigsite. Cutting dianalisa apakah mengandung unsur Hydrocarbon atau tidak. Perlu saya Ingatkan disini saya adalah Drilling man bukan ahli Produksi, jadi maaf bila penjelasan mengenai Proses Produksi tidak begitu detail. Cutting yang tersisihkan di Shale Shaker diambil sebagian untuk samples dan di bawa ke Mud Lab, Disana Cutting di tetesi oleh Cairan Chlorothyne dan kemudian dimasukan kedalam UV Box, setelah lampu UV dinyalakan maka didalam UV Box sample cutting akan terlihat bercak-bercak berwarna agak putih ke-unguan. Warna tersebut menandakan “Oil Show” artinya formasi tersebut memang benar mengandung Minyak Bumi.



Setelah Beberapa sample dipastikan ada Oil Show maka Geologist akan menentukan posisi TD (Touch Down) terkahir dari Drill Bit. Setelah itu Akan dilakukan Run Casing produksi (umumnya 7 Inch) dan setelah di Semen, casing tersebut di Perforasi. Perforasi adalah proses pembolongan casing, hal ini dilakukan dengan menggunakan Wireline Unit, Wire lineunit akan menurunkan Cartridge yang telah dipenuhi oleh amunisi proyektil dan bahan peledak. Pada posisi yang di tentukan (Oleh Production Geologist) dari Wireline Unit akan dialirka listrik yang akan men-charge detonator dan meledakan bahan explosive yang akan menembakan proyektil-proyektil untuk menembus casing dan semen, sehingga ada lubang2 di seluruh dinding casing yang tembus ke Lapisan Formasi. Dari Lubang-Lubang Inilah Cairan Minyak dari Lapisan Formasi dapat mengalir kedalam casing bila nanti di Pompakan.



Setelah Perforasi dilakukan, maka berikutnya dilakukan memasukan down hole pump kedalam casing, yang fungsinya nanti memompa minyak keatas. Down hole pump ini terdiri dari rangkaian-rangakaian pipa yang diujungnya ada Pump barrel yang didalamnya ada pump plunger (konsepnya hampir sama seperti down hole configuration pada pompa air manual), dipermukaan tanah, rod yang terhubung oleh pump plunger, akan disambungkan dengan Beam Pump/Pumping Unit/Pompa Angguk, pompa angguk digerakan oleh motor listrik yg di Power up oleh sebuah genset. Sistem Down hole pump dengan pompa angguk ini hanya salah satu cara mengangkat minyak keatas, adalagi sistem ESP atau Electrical Submersible pump, atau Hydraulic Pump. Sistem Pompa Angguk merupaka system paling tua dan handal untuk mengangkat minyak.

 Contoh Skema Down Hole Pump Menggunakan Beam Pump di Permukaan

Contoh Skema Electrical Submersable Pump


Setelah minyak dapat diangkat keatas maka proses selanjutnya di sisi Surface facility, Seorang Facility Engineer harus dapat mendesign surface facility atau Gathering Station yang cocok untuk minyak yang akan di tampung disana. Perlu diingat begitu Minyak naik keatas, maka cost produksi sudah mulai berjalan saat itu juga, karena menampung minyak merupaka cost dasar dari seluruh cost produksi. Selama minyak masih diperut bumi belum keluar cost produksinya. Di surface facility minyak pertama kali harus melalui Gun Barrel Tank, fungsi Gun Barrel tank ini adalah memisahkan Minyak dari air dan gas. Perlu diingat bahwa hampir semua minyak yang dipompa kepermukaan selalu mengandung air dan gas pada level tertentu (berbeda-beda kadarnya pada setiap field) maka minyak harus dibersihkan di Gun Barrel Tank, Prinsip kerja Gun Barrel tank cukup sederhana yaitu menggunakan prinsip bahwa Air Lebih Berat Dari Minyak dan Minyak Lebih Berat dari Gas. Dengan mengandalakan prinsip dasar ini maka pemisahan minyak dari air dan gas dapat dilakukan. Sebenarnya masih ada beberapa teknologi lain yang juga dapat melakukan pekerjaan memisahakan minyak dari air dan gas, tapi saya rasa itu nanti kita bahas di sesi MIGAS 203 saja.
Setelah minyak dipisahkan dari air dan gas maka minyak dari gun barrel akan dialirkan ke tanki-tanki storage. Dari sini minyak dapat di Pipakan (pipeline) atau disngkut oleh truk (Trucking) ke point Of sales. Sebab tujuan utama dari semua ini adalah menjual minyak ke Kilang Minyak yang dituju.



Design sebuah Gathering Station akan unik menurut jenis minyak yang akan ditampung disana. Minyak dikalsifikasikan berdasarkan Nilai API-nya (American Petroleum Institute), semakin besar angka APInya semakin Cair minyak tersebut, semakin cair minyak tersebut semakin mudah dan murah minyak itu untuk ditransport dan diolah. Artinya Minyak dengan API tinggilah yang dicari-cari orang karena margin of Profit yang dihasilkan dari menjual minyak tersebut akan lebih besar. Minyak Sumatra Light Crude (SLC) pada umunya Berkisar API 30-40 (tergantung dari lapisan mana minyak tersebut berasal) memang ada beberapa blok minyak  di sumatera yang mempunyai API sedikit unik dari Umumnya. Selain Nilai API yang akan mempengaruhi sebuah design Gathering Station adalah unsur Inpuritiesnya. Unsur2unsur impurities umumnya akan menambah cost proses minyak pada Kilang nantinya. Contohnya… Bila suatu minyak dari Blok tertentu mengandung kadar Parafin yang tinggi maka minyak tersebut mempunyai sifat Gelling atau memebeku dengan cepat, maka Surface Facility yang di design harus meng-include system pemanas untuk mencegah minyak agar tidak membeku, sistem pemanas umunya menggunakan steam Coil atau Electrical Coil. Begitu juga saat di Pipelinekan atau di Trucking harus selalu ada system pemanas pada Truck ataupun Pipeline, yang semua ini artinya menambah cost dari produksi minyak tersebut. Selain Parafinic ada juga sifat Sulfuric yang membuat minyak ini mempunyai sifat Korosif. Maka Cairan Kimia harus ditambahkan pada storage minyak agar minyak dapat ditransfer dengan aman.
Bila kita memproduksi sesuatu kita tentu harus memperhitungkan Cadangan yang tersedia. Cadangan minyak dikalkulasi saat Drilling exploration Well. Proses ini ditentukan pada saat kita ambil sample Core. Sample Core didapat dengan mengerjakan Coring Job. Sample Core Batuan Formasi yang diambil akan dianalisa di Lab, dan dari analisa sifat batuan, struktur Pori, dan lain2 maka dapat dikalkulasi berapa cairan Hydrocarbon yang dapat ditampung per meter cubic, dari total luas dan tebal lapisan batu tersebut dalam  satu Blok MiGas maka dapat diprediksi berapa Barrel Minyak yang kemungkina tertampung disana. Semua ini nanti akan didapatkan estimasi cost per barrel dari extraksi Minyak atau Gas tersebut.
Cadangan Minyak Itu sendiri terbagi jadi dua, ada Recoverable Reserve dan Non Recoverable reserve, Reverable reserve adalah cadangan yang dapat diambil kepermukaan dengan cara2 konvensional (salah satunya cara yang saya sudah jelaskan diatas), seadngkan Non Recoverable reserve bukan berarti sama sekali tidak dapat diambil, tapi memerlukan teknologi khusus dan tentunya biaya yang lebih besar untuk mengambilnya, tahap mengambil Minyak yang dari Nonrecoverable Reserve disebut Enhance Oil Recovery (EOR).
Untuk Memahami Perbedaan antara Recoverable dan Non Recoverable OIl, bayangkan saja sebuah sponge mandi.. bila sponge kering anda masukan kedalam bak mandi dan anda angkat kembali kemudian anda peras sponge tersebut maka air akan keluar dari sponge tapi seberapaun anda peras sponge itu tetap pada akhirnya sponge tersebut masih basahkan.. nah Air dapat anda keluarkan dengan pemerasan dapat anda umpamakan sebagai Minyak yang dalam kategori Recoverable Reserve dan air yang masih tetap menempel di sponge sehingga membuat sponge terasa basah adalah Non recoverable Reserve, Tentunya Pada formasi batuan logikanya tidak sesederahan itu, tapi konsep dasar pengertiannya sama. Lebih detail menganai EOR dan hal-hal seperti ini nanti akan saya bahas di sesi MIGAS 203 saja kali yaa..

Begitulah Basic Knowledge Production pada Lapangan Oil and Gas

No comments:

Post a Comment