Total Pageviews

Friday, February 10, 2012

Bawahan yg baik atau atasan yg baik

Gw bekerja di sebuah bank plat merah yg cukup terkenal di Indonesia. Pada bulan Maret atau April 2011 kebetulan datang seorang kepala cabang baru yg menggantikan kepala cabang lama yg resign. BOS (kita sebut saja demikian) adalah seorang karyawan yg kabarnya cukup terkenal di kantor pusat karena (kabarnya lagi neh) kedekatannya dengan salah satu penggede di kantor pusat yg pada saat tulisan ini dibuat penggede itu telah pensiun.

BOS pada awalnya kelihatan seperti "menjanjikan". Tetapi ternyata kedepannya dia menjadi momok yg meresahkan bagi karyawan di cabang gw, khususnya untuk "orang2 cabang".

O ya, sebelumnya perlu gw beritahu dulu kalau cabang gw terdiri atas 4 bagian.
Bagian 1 biasa kita sebut cabang, yg tugasnya sama seperti bank konvensional lainnya yg bertugas untuk menghimpun dana dan memberikan pelayanan kepada nasabah yg ingin bertransaksi
Bagian 2 dan 3 biasa kita sebut bisnis unit yg tugasnya menyalurkan kredit kepada masyarakat dengan segmen yg berbeda
Bagian 4 kita sebut supporting unit, yg tugasnya memberikan support khususnya kepada bisnis unit
Nah, masing-masing bagian mempunyai kepala unitnya masing2. Nah, disinilah awal keresahan itu dimulai.
BOS mulai merasa kalau dirinya juga adalah ketua dari masing2 kepala unit, kemudian mulai membuat jarak antara cabang dengan bisnis unit, padahal pada era kepala cabang yg lama jarak itu bisa dibilang tidak ada, kami sangat kompak dulunya. Susah senang dirasa bersama. Saking gerahnya para kepala bisnis unit ini akhirnya memutuskan untuk menjauh secara kedinasan bahkan secara pribadi, tetapi kami bertiga tetap kompak (ups, ketahuan deh gw salah satunya...xixixixi). Puncaknya adalah pada saat briefing pagi, BOS, didepan semua orang, menyuruh-nyuruh kami seperti anak buahnya tanpa menyadari bahwa sebenarnya secara kedinasan kita ada di posisi yg sama, tidak ada yg lebih tinggi atau lebih rendah.

Keresahan yg kami rasakan ternyata dirasakan juga oleh orang2 cabang yg notabene adalah anak buah langsungnya BOS. Sering kami di bisnis unit dijadikan tempat untuk mencurahkan perasaan yg sudah teramat kesal terhadap BOS. Mulai dari pegawai yg sakit dan tidak dapat masuk kerja ternyata jatah cutinya dipotong selama dia tidak masuk karena sakit, peraturan-peraturan perusahaan yg dia tidak lakukan secara konsisten tetapi pada saat ada pegawai yg tidak melakukan, BOS dengan gampangnya marah atau minimal menyindir ditengah-tengah briefing sehingga mempermalukan pegawai tersebut. Pada saat penilaian pegawai, dimana seorang pegawai akan dinilai kinerjanya di tahun sebelumnya yg akan menentukan besar-kecilnya bonus yg akan diterima, si BOS banyak memberikan penilaian negatif kepada banyak pegawai karena "tidak jualan". Oh come on, masa iya seorang satpam dinilai dari berapa banyak dia telah berhasil mendapat nasabah baru dan menghasilkan dana berapa. Hal itu tidak ada di JOB DESC nya satpam.....ckckckckck

Puncak kekesalan yang kami rasakan baik di cabang maupun di bisnis unit adalah pada suatu hari (tidak lama sebelum tulisan ini dibuat), seorang supir cabang saat hari masih subuh mengirim sms untuk BOS, memberitahukan bahwa anaknya terkena DBD dan harus dibawa ke rumah sakit, meminta izin untuk tidak masuk kerja.
 Well, BOS dengan "dinginnya" membalas sms itu " kalau kamu dapat menghubungi M....Y (supir yg lain, karena di kantor gw ada 2 supir), baru kamu saya kasih izin".....Jadi ceritanya si BOS ada acara di kota propinsi, (kota tempat cabang kami adalah sebuah kotamadya yg letaknya diluar kota dan waktu tempuh ke kota propinsi selama 1 jam perjalanan), dan dia ingin agar ada yg menggantikan menjadi supirnya untuk menghadiri acara tersebut. What the f...k ?(pikir gw). Kebetulan pada hari itu gw sedang cuti sehingga hanya mendapat cerita dari rekan kantor. Tidak habis-habisnya gw maki-maki si BOS, malah gw berpikir sebentar lagi akan ada pegawai kantor yg khilaf, kemudian menyantet si BOS, tapi untungnya tidak ada...

TUHAN TIDAK TIDUR. Siang harinya BOS mendapat kabar dari jakarta kalau anaknya masuk rumah sakit juga, DBD....Dan dia langsung terbang ke jakarta pada saat itu juga, tidak dipersulit oleh atasanya...Bersyukur, si anak sudah sembuh sekarang, demikian juga anak si supir....THANKS GOD..

Gw pernah baca di sebuah artikel,  bawahan yg baik, kedepannya akan menjadi atasan yg baik pula, dan atasan yg baik adalah orang yg dulunya adalah bawahan yg baik pula. So, sudahkah kita menjadi Bawahan yg baik..? Atau Atasan yg baik...?

Salam
AOS

No comments:

Post a Comment