Total Pageviews

Wednesday, April 11, 2012

MIGAS 202 : Drilling Project Preparation


Pada sesi Drilling sebelumnya saya sudah menjelaskan secara garis besar tetang aktifitas pengeboran sumur MIGAS. Di sesi ini saya akan lebih mendalam membahas akitifitas pengeboran.
Menurut Sejarah pengeboran sumur Minyak bangsa Cina sudah melakukan pengeboran Untuk Minyak Bumi sejak Tahun 347, kedalamaan saat itu tidak lebih dari 250m, karena hanya menggunakan Pipa dari Bambu.

Aktifitas pengeboran dimulai dengan diterimanya informasi sumur yang akan di Bor dari Departemen G&G (Geologist and Geophysicist). Informasi tersebut biasanya mengandung data-data sbb:
1.       Koordinat Sumur yang akan di Bor
2.       Elevasi
3.       Kedalaman
4.       Estimated Temperature dan Pressure
5.       Lapisan-lapisan batu yang akan di Bor
6.       Dll.

Setelah mendapat informasi ini seorang Drilling Engineer (Like Me) akan mulai mepersiapkan segala sesuatunya, dimulai dengan
1.       Jadwal Pengeboran
Setiap Perusahaan Minyak Pasti mempunyai Target produksi dari Masing-masing sumur, idealnya sih makin cepat makin baik. Tapi untuk menentukan Jadwal pengeboran banyak hal yang harus di consider
a.       Izin Expanditure ke BPMIGAS
Setiap Aktifitas Operasi di Oil&GAas Company (Company) Harus ada yang Namanya AFE (Approved Form of Expenditure) begitu juga sumur yang akan di Bor. Company harus terlebih dahulu presentasikan proposal pengeboran ke BPMIGAS, Biasanya yang dipresentasikan berfokus terhadap Cost yang akan di keluarkan. Setelah BPMIGAS mengapprove proposal Sumur tersebut maka dimulailah persiapan2 lainya. AFE sebenarnya memang dipersiapkan secara Annualy pada saat Presentasi dan Meeting WP&B (Work Program and Budget)
b.      Pengadaan Well Equipment
Semua Pengadaan baik Jasa maupun Material HARUS melalui proses Tender terbuka dan diakui oleh BPMIGAS, maka dalam jadwal pengeboran duasri proses Tender dan Lead time bengadaan barangnya menjadi factor yang menentukan kapan sumur ini dapat di Bor
c.       Pengadaan Kontraktor pengeboran
Begitu juga Tender Kontraktor pengeboran, Availability dari semua service equipment manjadi factor penentu jadwal pengeboran
d.      Pembebasan Lahan
Menurut Pengalaman saya Faktor terakhir ini lah yang paling sulit ditentukan deadline dan costnya. Sebelum era Reformasi factor ini mempunyai pengaruh yang sangat kecil dalam penentuan jadwal pengeboran, karena pada masa itu (masa Pak Harto) segala kepentingan Negara adalah Top Priority dan mutlak, Secara Minyak dan Gas di Bumi Indonesia adalah sebagian besar Milik Negara maka proses pembebasan lahan dilakukan sangat cepat (bahkan cenderung otoriter). Tapi sejak Era Reformasi Paradigma ini berubah, masyarakat semakin pintar (kadang sok tau), dan yang parah bukan cuman masyarakat umum saja yang berusaha mendapatkan untung dari proses pembebasan alahan.. Perusahaan2 pemilik lahan dan Ormas2 dan LSM juga berupaya mendapatkan untung dari proses ini. Intinya premanisme menjadi penghambat utama dalam jadwal operasi di dunia perminyakan Indonesia.

2.       Well Equipments
Well Equipment adalah istilah yang digunakan untuk material Tangible yang akan kita pakai untuk sumur tersebut. Umumnya Material-materlial ini nantinya akan ditinggal/ditanam di sumur. Seperti: Casing, Bit, Tubing, dll. Dasar kalkulasi Kalkulasi kebutuhan Well Equipment adalah Kedalaman, Temperature dan Tekanan Sumur.Semakin dalam sumur tersebut maka semakin banyak Well Material yang dibutuhkan, semakin tinggi panas dan tekanan sumur semakin tinggi pula spesifikasi well material yang akan digunakan.
Persiapan well equipment menjadi factor penentu pada rencana pengeboran karena hampir 70% dari Well equipment yang dibutuhkan untuk pengeboran MIGAS masih harus diimport langsung dari luar negri, maka hal ini menyebabkan Lead time yang panjang dari pengadaan barang0barang tersebut.

3.       Kontraktor-Kontraktor
Untuk Eksekusi pekerjaan pengeboran diperlukan Kontraktor-Kontraktor pengeboran, biasanya kontraktor-kontraktor ini ahli dalam bidang kerja mereka masing-masing. Kokntraktor pengeboran pada umumnya terdiri dari:
a.       Drilling Rig
Rig adalah alat Utama Pengeboran. Fungsu Utama Rig adalah membuat Lubang.
Jumlah Rig yang ada didalam Indonesia memang banyak tapi menyesuaikan supply rig yang dengan kebutuhan itu agak sulit. Terutama untuk su,ur2 Dangkal (Didbawah 5000 ft) karena lebih 70% dari populasi sumur di Indonesia berkedalaman kurang dari 5000ft. maka Availability dari Rig untuk kedalaman2 tersebut menjadi rebutan.
b.      Mud Material
Mud Materials adalah Kontraktor yang menyeduiakan material dan jasa Lumpur untuk pengeboran, kalau availability dari kontraktor ini cukup memadai, apalagi kalu hanya menggunakan Water Based Mud maka pengadaanya cukup gampang.
c.       Mud Logging
Mud Logging tugasnya adalah merekam (secara digital) semua aktifitas pengeboran dan sumur. Dari segi Unit mud lggging tidak terlalu besar, karena mereka hanya mengandalkan sensor2 yang di pasang di berbagai tempat di Rig. Dan Mud Loggin gini lebih kearah IT equipment maka pengadaanya cukup mudah dan pemainnya banyak di Indonesia
d.      Cementing
Cementing Kontraktor di Indonesia Masih di Dominasi oleh merek2 merek barat tapi beberapa Brand Cina sudah masuk ke Indonesia dengan Quantitas Unit yang besar, sehingga mereka membanjiri pasar dengan Unit2 baru dan murah. So Far saya tidak ada Komplain mengenai Unit Cementing Cina, aplagi sumur2 saya termasuk sumur dangkal.
e.      Communications
Satelite communications Tidak berhubungan langsung dengan well progress, tapi ini diperlukan for easy fast and reliable communications dan Decision Making. Pemain2 satcom di Indonesia tidak hanya terfokus pada Oil n Gas mereka juga mensupport industry-Industry lain, maka jumlah pemain cukup banyak.
f.        Drilling Waste Water Treatment
DWWT merupakan Perturan baru di MIGAS Indonesia, memang dari dulu concern thd environment, tapi baru 2-3 kebalakng ini aja dijadikan peraturan, itupun belum di enforce dengan ketet peraturan ini/ maka kontraktor untuk jenis jasa ini masih sedikit yang diakui oleh BPMIGAS. Tapi walaup[un sedikit pemainnya, jumlah sumur yang benar2 menggunakan DWWT ini juga masih jarang karena ini masih merupakan peraturan baru jadi bellum bisa langsung merata implementasinya.
4.       Drilling Program
Drilling Program adalah “The Real” work bagi seorang Drilling Engineer seperti saya. Semua aktivitas drilling yang akan dilakukan akan mengacu kepada Drilling Program yang dibuat oleh Dept Drilling. Di Drilling program concernya ada :
a.       Targeted Zone/Depth
Pada point ini Ilmu seorang Drilling Engineers dipakai, dari semua data yang didapat dari Dept G&G seorang Drilling Engineer harus memperhitungan kalkulasi design sumur dan step2 SOPnya
b.      Safety
Juga berdasarkan data dari G&G, Drilling GEnegineer harus memperhitungan Operation Hazard dan Mitigasinya.
c.       Time
Time biasanya disesuaikan dengan kebutuhan Timing Produksi, yang nantinya berhubungan dengan CashFlow perusahaan.
d.      Cost
Pada Design dari semua point diatas harus selalu mengacu kebada cost, sebab bisa saja design sumur dibuat dengan Sangat bagus dan Aman dan di Drill Dengan Cepat, tapi kalau semua itu memakan budget yang terlalu besar (Cost Over Run) maka ke ekonomisan sumur menjadi unacceptable. Maka Semua point diatas harus mengconsider COST.
5.       Tender/Bid
Untuk Point nomer 3 dan 4, Proses Tender merupakan Pintu Gerbangnya… Tanpa Proses Tender yang sah maka suatu operasi tidak dapat di Cost Recovery ke Negara. Proses tender pengeboran biasanya memakan waktu 1-2 bulan untuk masing2 kontrak Material atau Jasa. Semuanya diharapkan dapat berjalan pararel sebab bila saling menunggu maka proses tender keseluruhan akan menjadi lama sekali. Dan ini akan mempengaruhi Targeted CashFlow dari perusahaan.
Proses Tender Sendiri dibagi menjadi:
a.       Sampul 1 (Administrasi dan Teknis)
Pada Proses ini Bidders Men-Submit Semua Dokkumen persyaratan Tender yang dia Ikuti. Biasanya berisi Dokumen Legasl Perusahaan, Track record Perusahaan, dan tnetunya spesifikasi Teknis (beserta sertifikat2) dari Material atau Jasa yang di Tawarkan.
Pada Proses ini bisa saja ada Bidders yang Gugur Tender, in terjadi bila salah satu dari persyaratan Sampul satu tidak dapat ia Penuhi
b.      Inspeksi (If Needed)
Setelah Lolos Sampul satu, maka akan dilakukan Inspeksi pada Material atau Peralatan yang ditawarkan. Proses ini sangat memakan waktu sebab sangat jarang lokasi peralatan /atau material Bidders berada pada satu daerah yang sama. Bisa-bisa terpencar2. Maka makin banyak Bidders yang lolos ke Tahap ini semakin lama lah proses Inspeksi yang harus dilakukan oleh Perusahaan Minyak.
c.       Sampul 2 (Commercial/Harga)
Setelah Inspeksi, Bidders yang lolos tahap Inspeksi akan di Panggil Kembali untuk proses pembukaan harga. Pada Proses inilah ditentukannya Pemenang Tender. Di Indonesia berlaku peraturan Lowest Bidders is The Winner.
                Semua Prose Tender MIGAS di Indonesisa Mengacu kepada Peraturan Resmi Tender BPMIGAS, Biasanya disebut Pedoman Tata Kerja 007 (PTK 007). Pada PTK 007 ini semua bimbingan dan peraturan pengelolaan Rantai Suplai (Supplay Chain) diatur.

Demikianlah Urutan dan persiapan yang harus dilakukan sebelum dimulainya suatu pengeboran oleh Perusahaan MIGAS di Indonesia. On average Time Framenya Dapat di lihat sbb
AFE Process  10-100 days
1.       Tender for Materials and Drilling Services 30-60 days
2.       Equipment Mobilisation to Location from Bid Award 14-45 Days
3.       Material Delivery from Bid Award 7-100 Days
Dapat dilihat diatas Lead Time Paling lama biasanya dari Materials (Casing, casing accessories, Bits dll), maka preparation untuk hal2 ini menjadi prioritas utama.

Cheers,
CK

No comments:

Post a Comment